Pengertian
Kebudayaan dan Seni
1.1.
Pengertian Kebudayaan
WAYANG |
baca selanjutnya di sini bro !!!
Budaya
dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa
yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan
kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi
dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu
bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Upacara
kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga
sistem, pertama sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem
sosial di mana merupakan suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia.
Ketiga, sistem teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung
keterbatasan jasmaniahnya.
Berdasarkan
konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari zaman ke
zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki
fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat menimbulkan perubahan yang
hasil-hasil seninya disebabkan oleh dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola
tingkah laku dalam konteks kemasyarakatan. Koentjoroningrat mengatakan,
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah hasil karya putera Indonesia dari suku
bangsa manapun asalnya, yang penting khas dan bermutu sehingga sebagian besar
orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan merasa bangga dengan
karyanya.Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia bermodalkan
berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya
sendiri-sendiri.
Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban terhadap masing-masing
tantangan yang member bentuk kesenian, yang merupakan bagian dari kebudayaan.
Apa-apa
saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :
a. Rumah adat daerah yang berbeda satu
dengan daerah lainnya, sebagai contoh ciri khas rumah adat di Jawa
mempergunakan joglo sedangkan rumah adat di Sumatera dan rumah adat Hooi
berbentuk panggung.
b. Alat musik di setiap daerah pun berbeda
dengan alat musik di daerah lainnya. Jika dilihat dari perbedaan jenis bentuk
serta motif ragam hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal di berbagai
wilayah, pengetahuan kita bertambah setelah mengetahui alat musik seperti
Grantang, Tifa dan Sampe.
c. Seni Tari, seperti tari Saman dari Aceh
dan tari Merak dari Jawa Barat.
d. Kriya ragam hias dengan motif-motif
tradisional, dan batik yang sangat beragam dari daerah tertentu, dibuat di atas
media kain, dan kayu.
e. Properti Kesenian
f. Kesenian Indonesia memiliki
beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni teater, kesenian wayang
golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita miliki. Wayang golek adalah
salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan media wayang,
sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari yang menggunakan topeng
untuk pendukung.
g. Pakaian Daerah. Setiap propinsi memiliki
kesenian, pakaian dan benda seni yang berbeda antara satu daerah dengan daerah
lainnya.
h. Benda Seni. Karya seni yang tidak dapat
dihitung ragamnya, merupakan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Benda
seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di
Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah
Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek
wisata.Kesenian khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian
Ondel-ondel dianggap sebagai boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai
pelindung menolak bala, nilai filosofi dari kesenian Reog Ponorogo mempunyai
nilai kepahlawanan yakni rombongan tentara kerajaan Bantarangin (Ponorogo) yang
akan melamar putri Kediri dapat diartikan Ponorogo menjadi pahlawan dari
serangan ancaman musuh, selain hal-hal tersebut, adat istiadat, agama, mata
pencaharian, system kekerabatan dan sistem kemasyarakatan, makanan khas, juga
merupakan bagian dari kebudayaan.
i. Adat Istiadat. Setiap suku mempunyai
adata istiadat masing-masing seperti suku Toraja memiliki kekhasan dan keunikan
dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut Rambu Tuka. Di Bali adalah
adat istiadat Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat, khususnya oleh
mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu
Pura ini. Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh melalui
tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya pemimpin
suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum
wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar daun telinga,
menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaranlubang daun telinga semakin
cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.
1.2.
Pengertian Seni
Kata
“seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “sani”
yang artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Dalam bahasa Inggris dengan
istilah “ART” (artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
Konsep
seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan
masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:
a.
Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang
karena kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar
b.
Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan
upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu,
c. Ki
Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan
manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya,
d.
Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan
dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e. Erich
Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan
realitas itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang
mencerminkan “dunia besar”.
Cabang-cabang Seni :
Berdasarkan
bentuk dan mediumnya seni dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok :
seni
rupa, seni pertunjukan, dan seni sastra.
Cabang
Seni
Bentuk
Media
Indera
Penikmat
Matra
Rupa
Benda
Penglihatan,
peraba
2 dimensi
atau 3
dimensi
Sastra
Tulisan
Penglihatan
2 dimensi
Musik
Suara,
benda,
manusis,
gerak
Pendengaran,
penglihatan
Waktu 3
dimensi
Tari
Tubuh
manusia,
gerak,
musik
Penglihatan,
pedengaran
Waktu
3 dimensi
Teater
Manusia,
benda/alam,
akting,
adegan,
suara/musik
Penglihatan,
pendengaran
Waktu
3 dimensi
1.3.
Sifat Dasar Seni
Terdapat
5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :
a. Sifat
kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu
mencipta karya baru.
b. Sifat
individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman
merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c. Nilai
ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus
memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan
estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati,
memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
d.
Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang
dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat
ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu.
e. Semesta
atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu.
Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah
hingga jaman modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi
dan wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
1.4.
Struktur Seni
The Liang
Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur- unsur
yang membangun karya seni sebagai berikut:
a.
Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk
suatu kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni
rupa adalah garis, warna, bentuk, bidang dan tekstur. Bidang seni musik adalah
irama dan melodi. Bidang seni tari adalah wirama, wirasa dan
wiraga.
Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.
b. Tema
merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya
seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal)
danjudul karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai
kehidupan, yakni berupa: objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa
yang metafora atau alegori. Namun tidak semua karya memiliki tema melainkan
kritik.
c. Medium
adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya seni
melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik
berkarya. Tana medium tak ada karya seni.
d. Gaya
atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si
seniman dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri
bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan
dengan isi karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman
dalam menanggapai sesuatu.
1.5.
Pengertian Nilai Seni
Menurut
(Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau
kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang
penting yang bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika,
“nilai” diartikan sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut
Koentjaraningrat,“nilai” berarti suatu ide yang paling baik, yang menjunjung
tinggi dan menjadi pedoman manusia/masyarakat dalam bertingkah laku,
mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan sebagainya Nilai seni dipahami
dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang
bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki
karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh
seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian
diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya
(publik seni).
Menurut
The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
1) nilai
keindahan,
2) nilai
pengetahuan, 3) nilai kehidupan.
Nilai
keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan
estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya
pengertian,yakni:
a)
keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual),
b)
keindahan dalam arti estetis murni, b) keindhaan dalam arti estetis murni,
c)
keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya
mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di
alam, dalam karya seni dan benda-benda lainnya.
Dalam
kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi
menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman
beranggapan lebih penting menggoncang publik dengan nilai estetis legatif
(ugliness) daripada menyenangkan atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini
akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang
tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna
simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif.
Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan
negatif.
1.6.
Pengertian Ekspresi
Ekspresi
adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya
seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi;
media seni rupa adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media
teaer adalah gerak, suara dan lakon.
1.7.
Fungsi dan Tujuan Seni
a. Fungsi
Religi/Keagamaan
Karya
seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk sebuah upacara
yang berhubungan dengan upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh
: Gamelan yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang,
Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan
Ageng.
b. Fungsi
Pendidikan
Seni
sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan
kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran
menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film
ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA
c. Fungsi
Komunikasi
Seni
dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial,
kebijakan, gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media
seni tertentu seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula
syair sebuah lagu yang mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d. Fungsi
Rekreasi/Hiburan
Seni yang
berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan, Sebuah
pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang
tanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e. Fungsi
Artistik
Seni yang
berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk
hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer,
dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya
bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya.
f. Fungsi
Guna (seni terapan)
Karya
seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media
ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses
penciptaan seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini
disebut seni guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat
dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah
dan rotan.
g. Fungsi
Seni untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan
untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui terapi
musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel
(1999) menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan yang dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut
Gregorian bahwa gamelandapat mempertajam pikiran.
1.8.
Apresiasi Seni
Apresiasi
Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni
lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap
segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya
tersebut dengan semestinya. S.E. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah
mengenali karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk
mencermatikelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Kegiatan
apresiasi meliputi :
a.
Persepsi
Kegiatan
mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia,
misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di
Indonesia, baik tradisi, maupun moderen Pada kegiatan persepsi kita dapat
mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan
mengidentifikasi
bentuk seni.
b.
Pengetahuan
Pemberian
pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang
diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di
masing-masingbidang seni.
c.
Pengertian
Membantu
menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam
kemampuannya dalam merasakan musik.
d.
Analisis
Mendeskripsikan
salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e.
Penilaian
Melakukan
penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif
maupun obyektif.
f.
Apresiasi
Menurut
Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1).
pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik.
Pendekatan aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri
macam-macamkegiatan seni. Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara
menganalisis dari sisiperiodisasi dan asal usulnya. Sedangkan pendekatan
problematik, dengan caramemahami permasalahan di dalam seni. Seorang pengamat
akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebua pertunjukan seni. Hal
ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan yang
berbeda.
Bahasan
kajian dalam mengapresiasi seni pada tingkatan awal dengan pendekatan aplikatif
adalah sebagai berikut:
Seni
Musik Klasik
Ciri khas
musiknya
Bentuk
musik dari zamannya
Struktur
musiknya
Gaya
musiknya
Seni
Musik Tradisi
Ciri-ciri
khas musiknya : – Laras
- Pola
tabuhan
-
Instrumen yang dimainkan
-
Struktur musiknya
- Gaya
musiknya
Fungsi
seni
Ekspresif
(nilai-nilai keindahan)
Makna /
pesan yang terkandung
Seni Tari
Kreatif
Mencermati
identifikasi gerak
Mencermati
keharmonisan gerak dan musik
Mencermati
kreativitas gerak
Mencermati
kemampuan wiraga / kelenturan
Mengidentifikasi
jenis tari berdasarkan garapan
Mengidentifikasi
tari berdasarkan orientasi
Mengidentifikasi
berdasarkan fungsinya
Seni
Teater
Mengidentifikasi
perbedaan teater dan film
Mengidentifikasi
keberhasilan suatu pementasan
Mengidentifikasi
nada ucapan dan makna dalam dialog
Mengidentifikasi
plot lakon
Seni Rupa
Makna
Gaya
Material
Elemen
Estetika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar